Jumat, 06 Mei 2011


    Dewasa ini umat muslim sedang dilanda dengan berbagai macam masalah. Entah itu dari dalam maupun dari pihak luar atau non muslim (yahudi nasrani). Semua itu hanya mempunyai satu tujuan, yaitu merusak atau meruntuhkan islam.
      Penulis sekarang ingin mengajak pembaca untuk membuka pikiran dan memahami tentang sebuah pertanyaan simple namun untuk menjawabnya kita tidak bisa main-main. “Kenapa kita harus memakai jilbab?”. Pertanyaan ini memang penulis khususkan untuk golongan hawa atau muslimah, namun tidak menutup kemungkinan juga pertanyaan ini dijawab oleh para golongan adam. Karena menurut penulis peranan kaum muslimah sangat penting. Bahkan sudah menjadi rahasia umum kalau kaum muslimah sangat mempengaruhi pola hidup kaum adam.
    Untuk itu penulis akan memulai pembahasan ini dengan mengkaji apa itu jilbab dan pengertian mengenai jilbab itu sendiri.


Apa sih jilbab itu..???

Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai wanita muslimah untuk menutupi kepala dan leher sampai dada. Secara terminologi, dalam kamus yang dianggap standar dalam Bahasa Arab, akan
kita dapati pengertian jilbab seperti berikut :

  1. Lisanul Arab : "Jilbab berarti selendang, atau pakaian lebar yang dipakai wanita
    untuk menutupi kepada, dada dan bagian belakang tubuhnya."
  2. Al Mu'jamal-Wasit : "Jilbab berarti pakaian yang dalam (gamis) atau selendang
    (khimar), atau pakaian untuk melapisi segenap pakaian wanita bagian luar untuk
    menutupi semua tubuh seperti halnya mantel."
Setelah kita mengetahui pengertian jilbab menurut KBBI dan termologi, ada baiknya juga kita merujuk uraian para ulama tafsir mengenai jilbab sesuai dengan penafsiran mereka tentang surah Al Ahzab ayat 59:
1.     Tafsir Ibnu Abbas : “ selendang atau jilbab tudung wanita hendaklah menutupi leher dan dada agar terpelihara dari fitnah atau terjauh dari bahaya zina.”
2.     Tafsir Qurthuby : “ Allah SWT memerintahkan segenap kaum muslimah agar menutupi seluruh tubunya, agar tidak memperagakan tubuh dan kulitnya kecuali dihadapan suaminya, karena hanya suaminya yang dapat bebas menikmati kecantikannya.”
3.     Tafsir Ayatul Ahkam : “ Memakai jilbab atau kerudung merupakan ibadah dalam memenuhi firman Allah surah Al Ahzab ayat 59. Yang menegaskan bahwa bagi seorang muslimah yang memekai jilbab itu sebanding dengan melaksanakan perintah sholat, karena keduanya sama-sama diwajibkan Al-Qur’an. Apabila seorang muslimah menolak untuk memakai jilbab atau menutup auratnya, dan dengan sengaja menentang hukum Allah, berarti dia telah kafir atau murtad, karena telah menentang Al-Qur’an. Apabila dia meninggalkan jilbab atau karena ikut-ikutan atau karena kelalaian belaka, dia termasuk orang yang durhaka kepada Allah SWT.
4.     Tafsir Fii Zhilalil Qur’an : “ Allah SWT memerintahkan kepada isteri-isteri nabi dan kaum muslimah umumnya agar setiap keluar rumah senantiasa menutupi tubuh, dari kepala samp[ai ke dada dengan memakai jilbab tudung yg rapat, tidak menerawang, dan juga tidak tipis. Hla demikian dimaksudkan untuk menjaga identitas mereka sebagai muslimah dan agar terpelihara dari tangan-tangan jahil dan kotor. Karena mereka yang bertangan jaghil dan kotor itu, pasti akan merasa kecewa dan mengurungkan niatnya setelah melihat wanita yang berpakaian terhormat dan mulia secara islam”.

Melalui Nabi SAW, Allah SWT memerintahkan agar setiap wanita muslim itu menurunkan jilbabnya. Dan Allah SWT tidak akan menyuruh hambanya melakukan sesuatu jika itu tidak ada manfaatnya. Seperti halnya puasa, memakai jilabab memiliki manfaat atau kebaikan yang bisa dirasakan di dunia maupun di akhirat.



Manfaat berjilbab..

     Berikut ini adalah manfaat yang dapat penulis sampaikan kepada saudari-saudari sekalian tentang manfaat memakai jilbab:

1.      Terhindar dari azab neraka

Rosulullah SAW bersabda:
“ Ada dua macam penghuni neraka yang tidak pernah ku lihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga. Sedangkan bau surga tercium dari jarak yang sangat  jauh.” (HR. Muslim)
Yang dimaksud dengan ‘wanita yang berpakaian namun telanjang’ adalah wanita-wanita yang memakai pakaian namun bentuk tubuhnya tetap terlihat. Penulis sering kali bertemu dengan ‘mereka’ wanita-wanita yang mengaku dirinya muslim yang dengan pakaian yang belum jadi atau pakaian yang kekurangan bahan. Dengan bangga mereka memamerkan baju mereka yang belum jadi itu dengan alasan pakaian yang mereka kenakan adalah pakaian mahal atau bermerk.
Wahai muslimah-muslimah kebanggaan umat. Apakah kalian mau memakai pakaian tersebut dan dengan bangga mempertontonkan perhiasan kalian yang sangat berharga? Dari hadist diatas penulis yakin pembaca sudah mengetahui apa balasan jika mereka para kaum hawa memakai pakaian yang belum jadi seperti itu. Sungguh amat keji azab yang Allah SWT berikan. Mereka (wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang) TIDAK AKAN MENCIUM BAU SURGA. Jangankan untuk memasukinya, mencium baunya saja tidak akan bisa. Sungguh azab yang sangat pedih. Bahkan dalam riwayat Abu Ya’la menyebutkan bahwa aroma / bau surga dapat dicium dari jarak 500 tahun perjalanan.

2.      Terhindar dari pelecehan

Allah SWT berfirman:
“ Wahai Nabi ! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min. ‘Hendaklah mereka menutup jilbabnya keseluruh tubuh mereka.’ Yang demikian agar mereka lebih mudah dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. Al-ahzab 33: 59)
Allah SWT menjamin ukhti-ukhti sekalian kalau ukhti berjilbab ukhti tidak akan diganggu. Diganggu oleh siapa? Oleh setan terkutuk dan setan yang berwujud manusia. Dua pengganggu itulah yang menjadi musuh yang nyata buat semua umat manusia.
Islam sangat memuliakn wanita. Bahkan islam mengibaratkan wanita sebagai perhiasan yang sangat mahal lagi langka. Jika bisa diberi harga. Harga seorang muslimah itu lebih mahal dari bumi dan seisinya. Dan perhiasan itu adalah aurat ukhti.
“ Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah menampakan perhiasannya (aurat), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama muslim) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan),atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, Wahai orang-orang yang beriman, aghar kamu beruntung.” (QS. An-Nur 24: 31)
Bukankah tindak pelecehan lebih banyak terjadi kepada ukhti yang berpakaian minim? Dari ayat diatas penulis yakin bahwa pembaca kinimengetahui mana yang menjadi muhrim ukhti dan mana yang bukan. Untuk para suami dan calon suami. Maukah perhiasan berharga yang seharusnya hanya kalian yang menikmatinya di nikmati oleh orang-orang yang tidak berhak menikmatinya? Dan untuk para muslimah, bukankah rambut ukhti adalah mahkota ukhti. Bukankah mahkota adalah perhiasan yang sangat berharga? Dan bukankah jika memiliki perhiasan yang sangat berharga tidak akan kita pertontonkan kepada sembarang orang?
Pilihan ada ditangan pembaca. Segeralah memilih sebelum waktu kita habis dan Izro’il telah menjemput kita kembali.

3.      Memelihara kecemburuan laki-laki

Cemburu adalah sifat dasar manusia. Karena semua manusia pastilah pernah cemburu.Bahkan tahukah pembaca bahwa Allah SWT juga bisa cemburu. Namun, kecemburuan Allah SWT sangat berbada dengan cemburunya manusia.
Rosulullah SAW bersabda:
“ Allah itu cemburu dan orang yang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah ketika seorang mu’min menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim)
Dari hadist diatas kita tahu bahwa Allah SWT akan cemburu kalau ada hambanya yang mu’min menghampiri aemua yang Dia haramkan. Kita semua tahu kalau cemburu itu tandanya cinta. Maukah pembaca dicintai oleh Yang Maha Mencintai? Penulis aja mau..!
Seperti yang penulis tuturkan diatas. Cemburunya Allah berbeda dengan cemburunya manusia. Kebanyakan jika manusia cemburu hasil akhirnya  adalah cemburu buta yang bisa bermuara kepada fitnah. Wahai pembaca yang beriman. Manakah yang akan pembaca pilih? Menjalani hidup dengan pasangan yang selalu cemburu atau yang penuh dengan cinta kasih?
Bagi kaum adam. Cemburukah akhi jika ada yang melihat aurat pasanganmu? Dan bagi kaum hawa. Bagaimanakah perasaan ukhti jika aurat ukhti dilihat orang dan yang lebih parahnya lagi pasangan ukhti biasa-biasa saja tanpa ada respon apa-apa sedikitpun?

4.      Seperti bidadari

Apa yang ada dibenak pembaca jika mendengar kata bidadari? Pasangan yang sempurna yang diciptakan oleh Yang Maha Sempurna untuk menemani hidup kita disurga kelak. Amien.
Adakah bidadari di dunia ini? Tentu saja ada, yaitu mereka para muslimah-muslimah yang soleha yang menutup auratnya. Mereka itulah bidadari di dunia ini. Penulis menyebut wanita-wanita soleha sebagai bidadari dunia karena mereka berdua memiliki kesamaan sifat, yaitu:

·         Selalu membatasi pandangannya

“ Didalam surga itu ada bidadari-bidadari yang membatasi pandangan, yang tidak pernah disentuh oleh manusia maupun jin sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman 55: 56)

·         Terjaga dengan baik perhiasannya (auratnya)

“ Dan disisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah dan membatasi pandangannya. Seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik.” (QS. As-Shaffat 37: 48-49)
Dalam surat Ar-Rahman ayat 58 AllahSWT menjelaskan betapa cantiknya para bidadari-bidadari tersebut. “ Seakan-akan mereka itu permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman 55: 58)
Maukah ukhti menjadi bidadari dunia? Maukah akhi memiliki istri atau calon istri bidadari dunia?

5.      Mencegah kanker kulit

Menurut penelitian para ahli. Jika kulit sering terpapar sinar matahari. Besar resikonya terkena kanker kulit. Dan pembaca pasti sudah tahu penyakit seperti apa kanker itu?
Islam menawarkan solusi kanker kulit dengan mudah, simple dan relatif murah. Solusinya Cuma satu, yaitu hanya dengan menutup aurat atau berjilbab. Kalau pembaca tidak percaya. Silahkan pembaca membuktikannya dengan berjemur dibawah teriknya sinar matahari secara kontinyu.

6.      Memperlambat gejala penuaan

Dewasa ini begitu banyak produk-produk kecantikan yang berkilah bahwa produknya bisa memperlambat gejala penuaan. Jika memang benar pastilah harganya tidak murah. Penulis punya cara lain untuk memperlambat gejela penuaan. Tentunya cara yang penulis anjurkan ini bebas biaya alias gratis dan mudah.
Bagaimana caranya? Caranya hanyalah dengan memakai jilbab. Loh memang apa kaitannya dengan berjilbab? Sangat erat kaitannya. Inilah penjelasannya.
Apabila kulit selalu terpapar sinar matahari. Melanosit (sel-sel melanin) yang terdapat di kulit akan mengeluarkan melanin. Akibatnya, rusaklah jaringan kolagen dan elastin. Jaringan-jaringan inilah yang berperan penting dalam menjaga kelenturan dan keindahan kulit.
Nah, dengan berjilbab rangsangan sinar matahari yang diterima kulit akan terlindungi oleh adanya jilbab. Penulis juga punya satu cara ampuh lagi untuk membuat muka cereh, cemerlang dan bebas jerawat. Yang pasti cara ini juga free dan mudah. Caranya ialah dengan membasuh muka kita dengan air wudhu lalu melaksanakan shalat secara kontinyu. Penulis jamin, muka pembaca akan lebih ganteng/cantik dan lebih cerah. Dan yang lebih penting lagi pembaca bisa masuk kedalam surga-Nya Allah SWT dengan wajah yang bersinar-sinar.
Cara manakah yang akan pembaca pilih? Apakah cara yang membutuhkan biaya mahal namun tidak menjamin pembaca masuk surge atau cara yang penulis anjurkan yang insya Allah bisa mengantarkan pembaca kedalam surga-Nya Allah SWT? Wallahu‘alam.